Judul
Buku : MAHA CINTA LAILA MAJNUN
Pengarang
: Nizami
Cetakan : Ke I
Penerbit : OASE BUKU
Penerjemah : Dede Aditya Kaswar
Penyuting : Nazla Luthfiah
Cetakan : Ke I
Penerbit : OASE BUKU
Penerjemah : Dede Aditya Kaswar
Penyuting : Nazla Luthfiah
Saya
sebagai resentator akan meresensi buku karya Nizami yaitu Maha Cinta Laila
Majnun, Kisahnya seperti ini.
Kisah ini diawali oleh perasaan cinta yang menggila dari
seorang pemuda tampan, gagah dan penuh wibawa yang terkenal di kawasan kabilah
bani amir, jazirah Arab, bernama Qais. Ia mencintai seorang wanita dari kabilah
lain yang tak kalah terkenalnya, seorang wanita yang memiliki cahaya rembulan,
ialah Laila. Begitu juga Laila sangat mencintai Qais.
Mereka menjalani kisah cinta secara sembunyi, karena pada
waktu itu belum saatnya untuk mereka berdua memadu cinta. Tapi seiring
berjalannya waktu kisah cinta itu pun akhirnya tak bisa disembunyikan lagi.
Semua orang menjadi tahu kisah cinta mereka, termasuk orang tua Laila. Yang
akhirnya mereka tidak bisa bertemu, menuangkan rindu.
Lama mereka tak bertemu, Qais sang pemuda tidak kuat menahan
rasa cinta yang seperti bara itu. Ia pun menjadi seperti gila. Bertingkah dan
berpenampilan aneh, hingga orang-orang menertawakan dan mencemoohnya. “inilah
si majnun, si orang gila, majnun”. Majnun Terkadang menangis, terkadang
tertawa. Tapi tangis atau tawanya selalu ia iringi dengan melantunkan
kidung-kidung cinta untuk sang kekasihnya Laila. Syair-syair cintanya menyebar
dari mulut ke mulut, dan akhirnya sampai juga di telinga Laila.
Mendengar kidung cinta yang begitu menyayat dari kekasihnya
yang telah menjadi gila Laila hanya bisa menangis sendiri di dalam kamarnya.
Karena ia harus menyembunyikan kesedihannya dari semua orang. Hingga Majnun
semakin gila, semakin kehilangan pikiran dan hatinya. Tapi orang-orang di
sekitarnya, termasuk sang sayid ayahnya tak bisa berbuat apa-apa. Berbagai cara
telah di tempuh namun hasilnya sama saja. Pernah pula sang sayid melamar Laila,
namun di tolak oleh orang tua Laila. Hingga Majnun pergi menyendiri,
mengasingkan dirinya menyusuri padang pasir najd yang sangat berbahaya.
Tapi selama menuyusuri gurun, dari oase ke oase banyak orang
yang mengikuti majnun, semata-mata karena hanya ingin mendengar kidung-kidung
cinta yang senantiasa dilantunkan majnun. Bahkan ada seorang pemuda yang pandai
sekali berperang yang simpati kepada majnun, ia berniat menolong majnun dengan
memerangi kabilah Laila. Demi mendapatkan Laila untuk diserahkan kepada majnun.
Namun semua usaha yang dilakukan orang-orang disekitar majnun sia-sia. Dan
malah majnun semakin gila. Semakin lupa siapa dirinya, semakin tak mengenali
semua yang ada di sekelilingnya.
Tapi kesendirian majnun segera berakhir, sebab majnun sudah
mendapatkan banyak teman, semua binatang di gurun pasir najd menjadi sahabat
majnun. Majnun seperti menjadi bagian dalam kehidupan bianatang-binatang itu.
Bahkan menjadi tuannya. Ia tinggal di sebuah bukit yang terjal, yang tak mudah
untuk bisa sampai sana. Tanpa selembar kainpun yang menutupi tubuhnya. Di
sinilah puncak dari rasa kecintaannya pada Laila.
Dalam rasa kecintaan yang memuncak itu majnun mendapatkan
berita yang tak pernah disangka-sangka. Laila menikah dengan seorang kaya yang
tampan. Namun meskipun begitu cinta Laila tetap hanya untuk majnun. Begitu juga
kehormatan sucinya. Kabar buruk yang lain adalah berita tentang ayahnya yang
meninggal yang sebelum meninggalnya sempat mengunjungi majnun, memintanya untuk
pulang. Lalu tidak lama kemudian sang Ibu tercintanya pun mengikuti jejak
ayahnya, berpulang pada kuasa yang abadi. Inilah puncak kesedihan majnun.
Hingga suatu peristiwa yang terjadi, yang dapat membuat
majnun kembali. Dan hizrah dari bukit di gurun pasir najd. Yaitu peristiwa yang
membuat hati sanagat terluka, sangat menjerit. Lebih dari lukanya ketika
kehilangan ayah dan ibunya. Yaitu ketika majnun mendengar kabar bahwa
kekasihnya Laila telah meninggal, karena penyakitnya. Majnun segera pergi
beserta semua sahabat binatangnya. Pergi menziarahi makam Laila. Lalu menangis
sedemikian menjerit. Ia memeluk tanah kuburan Laila. Hingga majnun
menghembuskan nafas terakhirnya di sana. Ia meninggal sambil memeluk kubur
Laila.
Di dalam novel
ini memakai bahasa yang tinggi, kisah yang benar – benar terjadi di luar
negeri. Bahasa dalam novel ini memakai bahasa yang sangat tinggi dan sulit
difahami. Bagi orang yang awam, sukar untuk menafsirkanya .
Layla Majnun, sebuah roman cinta yang
telah melegenda di seluruh dunia. Roman yang diilhami dari kisah nyata. Cerita
tentang Layla Majnun ini awalnya adalah cerita mulut-kemulut sepeninggal kedua
pecinta itu, maka dari itu banyak versi cerita Layla Majnun yang beredar dan
hanya Syaikh Nizami yang berhasil mengumpulkan dan membuat roman yang sangat
terkenal di dunia. Dalam buku ini, perjalanan Layla dan Majnun dituturkan
secara lengkap. Dengan bahasa yang lembut namun bening, Nizami memaparkan bahwa
tiada hari tanpa mengingat Layla bagi seorang Majnun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar